Selasa, 09 Februari 2016

mono kultur di blok sumatera 1

saya memulai perjalanan ke daerah Riau saat pesawat melintas di daerah pulau sumatera ujung sebelah selatan sebagai yg di sebut sebagai lampung terlihat proyek tambak udang raksasa, daerah itu mungkin yg di sebut DIPASENA sangat terlihat nyta susunan tambak yg terlihat garis garisnya, entah tambak itu masih operasi atau sudah kolap kurang tahu, sementara pesawat terasa seperti perlahan memperlihatkan hamparan hijau teratur dari ketinggian 40 ribu kaki di atas permukaan laut Hanya hamparan hijau terlihat seperti permadani hijau dan terlihat seperti ada bola bola hijau ... ternyata itu adalah tanaman sawit yg mneyebar merata . Kalau saya melihatnya hampir seluruhnya pulau sumatera ini tertanami dengan kelapa sawit. setelah hampir dua jam perjalanan dari surabaya menuju Riau pesawat mulai mempersiapkan pendaratan di bandara udara Sultan Kasim II, dan setengah jam sebelum mendarat semakin jelas pemandangan perkebunan kelapa sawit yg di tanam hampir seluruh daratan sumatera. dan terlihat dari udara beberapa perkebunan dan perumahan terlihat terendam air hujan atau ait sungai meluap. tepat dua setengah jam pesawat mendarat dengan selamat, menikmati pemandangan dr udara tanpa di ganggu asap pembakaran sungguh menyenangkan daratab sumatera terlihat sangat jelas, awan bertebaran menjdaikan pemandangan lebih indah seperti hamparan kapas putih menggunung Sore jam 14 30 menit sahabat karib datang menjamput dngan mengendarai sepeda motor nya saya di ajak putar putardan kemudian di ajaklah saya untuk menikmati masakan padang .... nasi kapau yg legendaris itu. memang lezat masakan nasi kapau dengan dominasi bumbu yg santa berani rasa sedikir pedan dan asin ... langsung tandas sepiring nasi kapau sore itu. perjalanan dilanjutkan ke kantor sahabat tempat dimana beraktifitas sampai beberapa saat sambil sholat ashar. dan di lanjutkan pemuatan barang barang yg akan di bawa keliling besok hari nya. Kami mencari hotel biasa saja bintang 2 katanya untuk nginap di malam pertama di Kota Pekan Baru hanya sebentar kami bicara... slebihnya nafas kami mulai teratur .. hingga pagi