Jumat, 21 November 2008

Sayangi Pohon Sayangi Air

Marilah kita galang tanam pohon tiap orang 1 pohon per penduduk, disekitar lingkungan kita, tiap orang bikin resapan air disekitar kita juga, jika gerakan ini serentak tiap tahun tanam satu pohon, maka dalam dua tahun akan ada tanaman kurang lebih 500 juta pohon, jika kita konversikan dalam hektar maka dengan asumsi 1 Ha adalah 200 tanaman, maka akan tercipta lahan hijau seluas 2,5 juta Ha tiap 2 tahun. Jangan lihat hasil apa yang akan dicapai, karena hasil akan nampak setelah dilakukan secara bersama sama dan serentak.
Air, tiap penduduk bikin resapan satu dengan asumsi seperti halnya tanam pohon itu maka akan didapat resapan yang jumlahnya tidak sedikit, dan tiap resapan itu akan mengurang aliran permukaan air yang langsung menuju ke sungai yang nantinya bermuara ke laut.
Air di permukaan tanah ini harus di awetkan agar jangan terlalu cepat menuju kelaut, air ini sebisa mungkin masuk ke perut bumi yang akan kita jadikan sebagai mata air tanah yang bermanfaat bagi kehidupan baik manusia maupun tanaman itu sendiri

Kamis, 20 November 2008

Banjir lagi

Berita di media masa baik cetak maupun televisi, semua memberitakan banjir di berbagai daerah, tiap tahun daerah yang diberitakan semakin bertambah banyak selain daerah yang mempunyai langganan banjir ( banjir kok di pakai langganan, pakai abunemen kali ya ). Sepertinya pelajaran yang diberikan alam mengenai peringatan peringatan sama sekali tidak pernah di indahkan, hal ini disebabkan peringatan jatuh kepada orang yang tidak berbuat, orang yang berbuat rumahnya bebas dari bencana banjir, rumahnya bagus, kaki tak pernah blepotan, tempatnya sungguh nyaman.
Bisa jadi peringatan jatuh pada pelaksana pelaksana lapangan, karena pelaksana pelaksana ini orang orang yang kurang berpikir panjang, diberi imbalan sedikit saja langsung jalan tanpa pernah berpikir lebih jauh lagi, dan rumah rumah pelaksana ini kan letaknya ada disekitar hutan situ juga?
Ya Peringatan demi peringatan tiap tahun di sampaikan tapi kita sama sekali tidak pernah mau belajar dari peringatan itu, malah semakin hari semakin jadi.
Antisipasinya sungguh lambat, suka mengulur ulur waktu, dan terlalu banyak berdebat yang tidak ada ujung pangkalnya.
Begitu rencana mau dilaksanakan, giliran selanjutnya korupsi............................. mau jadi apa ini ? dari tahun ke tahun gonta ganti pejabat semuanya pada koropsi, sepertinya jabatan ini hanya untuk ajang giliran korupsi saja.