Jumat, 24 Juli 2009

Penghutanan Kembali kawasan Puncak Muria dan Patiayam

Mungkinkah ? ini menjadi pertanyaan yang pertama kali masuk dibenak kita, Siapa yang peduli dengan lingkungan disekitar puncak Muria dan Patiayam ? semuanya terdiam tidak ada yang menjawab, dan tangan mereka saling menunjuk. dan semua hanya berpikir "itu sudah ada yang ngurusi" siapa yang ngurusi ?... Gusti Allah... hmm.. enak aja,
Kawasan puncak Muria dan Patiayam secara keseluruhan adalah penyangga terhadap keberadaan air tanah dilingkungan Karesidenan Pati khususnya daerah Jepara, Kudus, dan Pati. sehingga perbukitan di kawasan tersebut haruslah selalu dijaga keberadaan hutannya.
Dalam pelaksanaan penghutanan kembali kawasan tersebut memang tidak bisa terlepas dari peranan warga sekitar, kemudian dukungan dari masyarakat seluruh eks Karesidenan Pati dan yang tidak kalah penting adalah peranan Pemda sebagai regulator dari pelaksanaan penghutanan kembali.
Bagaimana memulainya ? canagkan / kampanyekan gerakan penghutanan kembali kawasan puncak muria sejak sekarang dan sebarkan ke seluruh komponen warga tidak boleh ada yang ketinggalan.
Action setiap awal musim penghujan tanam pohon hutan , melalui aksi penghutanan kembali puncak Muria yang melibatkan seluruh komponen warga, dengan kemasan Pariwisata misalnya, ini akan lebih menarik minat warga sekitar bahkan mungkin turis luar kota
Bahan penghutanan adalah bibit yang telah dipersiapkan oleh perusahaan2 di lokasi karesidenan Pati juga, ini tugas dari pemda sebagai syarat CSR bagi perusahaan yang berada diwilayah ini
Tenaga Ahlinya sudah barang tentu tim Academisi dari perguruan tinggi setempat yang menjadi think tank nya
Penghutanan kembali harus dimulai dengan tindakan nyata dan harus ada yang peduli dan semua harus peduli untuk menuju lingkungan yang terjaga kelestariannya

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ah itu teori yang konvensional untuk saat ini dan mengingat kondisi serta budaya masyarakat di sekitar hutan itu. Persiapan sosial sangat mutlak sebgai syarat utama untuk mematangkan langkah.
Saat ini masyarakat merasa telah dihantam dengan komentar para akademisi yang mempersalahkan dan membuat mereka sedikit antipati.
'omong gampang, mana bukti kerjanya' itu ungkapan yg brkmbang di masy.
Kami msh trs aksi untuk itu dan siap bantu siapa saja yang ingin melakukan. Let's do it. (komunitas TAPAK)